Harus kita ketahui bahwa setiap hidup pasti akan di
hadapkan dengan berbagai masalah, begitu juga rumah tangga, akan selalu silih
berganti masalah yg datang pada kehidupan ini. Disini saya akan sedikit
mengupas beberapa Problem Utama Rumah Tangga & Cara Mengatasinya.
8 Problem Utama Rumah Tangga Dan Cara Mengatasinya
Kehidupan rumahtangga tidak selamanya berjalan
mulus. Sesekali, pasti ada saja gelombang yang menerpa. Seberapa besar masalah
yang datang, semua tergantung bagaimana Anda dan suami menyikapinya. Komunikasi
yang kurang bagus sering menjadi pangkal utama masalah muncul antara pasangan
suami istri.
Banyak hal bisa menjadi sumber konflik dan
menyebabkan sebuah persoalan dalam rumah tangga. Bahkan, masalah yang
seharusnya tidak diributkan pun bisa menjadi persoalan besar yang tak kunjung
selesai. Namanya juga menyatukan dua kepribadian, pasti tidak gampang. Yang
penting adalah, bagaimana Anda menjadikan perbedaan itu menjadi sesuatu yang
indah. Di bawah ini ada 8 sumber konflik yang perlu diketahui pasangan dan
bagaimana menyelesaikannya:
1. PENGHASILAN
Penghasilan suami lebih besar dari penghasilan
istri adalah hal yang biasa. Namun, bila yang terjadi kebalikannya, sang istri
yang lebih besar, bisa-bisa timbul masalah. Suami merasa minder karena tidak
dihargai penghasilannya, sementara istri pun merasa dirinya berada di atas,
sehingga jadi sombong dan tidak hormat lagi pada pasangannya.
Solusi
Walaupun penghasilan Anda lebih besar dari suami,
cobalah untuk bersikap bijaksana dan tetap menghormatinya. Hargai berapa pun
penghasilannya, sekalipun secara nominal memang sedikit. Pasalnya, jika Anda
terus menerus mempersoalkan penghasilan suami, persoalan bisa malah semakin
besar.
2. ANAK
Ketidakhadiran anak di tengah-tengah keluarga juga
sering menimbulkan konflik berkepanjangan antara suami-istri. Apalagi jika
suami selalu menyalahkan isri sebagai pihak yang mandul. Padahal, butuh
pembuktian medis untuk menentukan apakah seseorang memang mandul atau tidak.
Solusi
Daripada membiarkan masalah tersebut berlarut
terus-menerus, lebih baik bicarakan dengan suami. Ajaklah suami untuk bersama
memeriksakan ke dokter. Jika dokter mengatakan bahwa Anda dan suami sehat,
berarti kesabaran Anda dan pasangan tengah diuji oleh yang Maha Kuasa. Namun,
bila memang sudah bertahun-tahun kehadiran si kecil belum datang juga, Anda dan
suami bisa menempuh cara lain, misalnya dengan adopsi anak.
3. KEHADIRAN PIHAK LAIN
Kehadiran orang ketiga, misalnya adik ipar ataupun
famili yang lain, keluarga kadangkala juga bisa menjadi sumber konflik dalam
rumahtangga. Hal sepele yang seharusnya tidak diributkan bisa berubah menjadi
masalah besar. Misalnya soal pemberian uang saku kepada adik ipar oleh suami
yang tidak transparan.
Solusi
Keterbukaan adalah soal yang utama. Sebelum Anda
dan suami memberikan bantuan, baik ke pihak Anda ataupun suami, sebaiknya
terlebih dulu dibicarakan, berapa dana yang akan dikeluarkan, dan siapa saja
yang bisa dibantu. Dan ini harus atas dasar kesepakatan bersama. Agar jangan
saling curiga, adakan sistem silang.
Artinya, untuk bantuan kepada keluarga Anda,
suami-lah yang memberikan, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, semuanya
akan transparan dan tidak ada lagi jalan belakang.
4. SEKS
Masalah yang satu ini seringkali menjadi sumber
keributan suami-istri. Biasanya yang sering komplain adalah pihak suami yang
tak puas dengan layanan istri. Suami seperti ini umumnya memang egois dan tidak
mau tahu. Padahal, banyak hal yang menyebabkan istri bersikap seperti itu. Bisa
karena letih, stres ataupun hamil.
Solusi
Istri atau suami yang punya masalah dengan hubungan
seks dengan pasangan, sebaiknya berterus-terang. Ini dimaksudkan agar pasangan
tidak curiga dan menuduh yang macam-macam. Ungkapkan saja keadaan Anda, dan
mengapa gairah seks Anda menurun. Suami atau istri yang baik pasti memahami
kondisi tersebut dan tidak akan banyak menuntut, dan mencari jalan keluar yang
menguntungkan ke dua belah pihak.
5. KEYAKINAN
Biasanya, pasangan yang sudah berikrar untuk
bersatu sehidup-semati tidak mempersoalkan masalah keyakinan yang berbeda antar
mereka. Namun, persoalan biasanya akan timbul manakala mereka mulai menjalani
kehidupan berumahtangga. Mereka baru sadar bahwa perbedaan tersebut sulit
disatukan. Masing-masing membenarkan keyakinannya dan berusaha untuk menarik
pasangannya agar mengikutinya. Meski tak selalu, hal ini seringkali terjadi
pada pasangan suami-istri yang berbeda keyakinan, sehingga keributan pun tak
dapat terhindarkan.
Solusi
Kondisi di atas akan menjadi konflik yang
berkepanjangan bila masing-masing pihak tidak memiliki toleransi. Biasanya,
pasangan yang berbeda keyakinan, sebelum menikah, sepakat untuk saling
menghargai keyakinan pasangannya dan membuat kesepakatan tentang anak-anak harus
mengikuti keyakinan siapa. Nah, tetaplah pegang janji itu, dan cobalah untuk
saling menghargai. Kalaupun di tengah jalan Anda atau pasangan sepakat untuk
memilih satu keyakinan saja, sebaiknya ini bukan karena unsur paksaan.
6. MERTUA
Kehadiran mertua yang terlalu ikut campur dalam
urusan rumahtangga anak dan menantunya seringkali menjadi sumber konflik.
Solusi
Timbul rasa kesal boleh-boleh saja, namun tetap
harus terkendali. Bila Anda tidak berkenan dengan komentar ataupun teguran dari
mertua, jangan langsung mengekspresikannya di depan mertua. Cobalah berpikir
tenang, ajaklah suami bertukar pikiran untuk mengatasi konflik Anda dengan
orangtua. Ingat, segala sesuatu, jika diselesaikan dengan pikiran tenang,
hasilnya akan baik.
7. RAGAM PERBEDAAN
Menyatukan dua hati, berarti menyatukan dua
kepribadian dan selera yang juga berbeda. Misalnya suami seorang yang pendiam,
sementara istri cerewet dan meledak-ledak emosinya. Suami senang makanan manis,
istri senang makanan yang serba pedas. Nah, kedua pribadi ini bila disatukan
biasanya tidak nyambung, belum lagi soal hobi atau kesenangan. Suami hobi
berlibur ke pantai, sementara istri lebih suka berlibur di tempat yang ramai.
Masing-masing tidak ada yang mau ngalah, akhirnya ribut juga.
Solusi
Perbedaan-perbedaan ini akan terus ada, meski umur
pernikahan sudah puluhan tahun. Namanya saja menyatukan dua kepribadian. Jadi,
kunci untuk mengatasi perbedaan ini adalah saling menerima dan mengisi.
Kalau suami Anda seorang yang pendiam diimbangi
dengan jangan terlalu cerewet. Begitupun soal kesenangan. Tak ada salahnya
mengikuti kesenangannya berlibur ke pantai. Mencoba sesuatu yang baru itu
indah, selain menghindari pertengkaran, Anda juga mendapatkan pengalaman baru.
8. KOMUNIKASI TERBATAS
Pasangan suami-istri yang sama-sama sibuk biasanya
memiliki sedikit waktu untuk berkomunikasi. Paling-paling mereka bertemu saat
hendak tidur, sarapan pagi atau di akhir pekan. Terkadang, untuk makan malam
bareng pun terlewatkan begitu saja. Kurangnya atau tidak adanya waktu untuk saling
berbagi dan berkomunikasi ini seringkali menimbulkan salah pengertian. Suami
tidak tahu masalah yang dihadapi istri, demikian juga sebaliknya. Akhirnya,
ketika bertemu bukannya saling mencurahkan kasih sayang, namun malah cekcok.
Solusi
Sesibuk apapun Anda dan suami, tetapkan untuk
berkomitmen bahwa kebersamaan dengan keluarga adalah hal yang utama. Artinya,
harus ada waktu untuk keluarga. Misalnya sarapan dan makan malam bersama.
Demikian juga dengan hari libur. Usahakan untuk menikmatinya bersama keluarga.
Jadi, walaupun Anda dan suami bekerja seharian di luar rumah, namun keluarga
tidak terbengkalai. Waktu untuk keluarga dan karier harus seimbang. Anda dan
suami harus pintar membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.
"Keep Smile"
Tetap Semangat!!!
Bunga Nur Nisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar