Gadis itu main ke rumah
sahabatnya, dia mencurahkan hatinya.
“Des, entah apalagi yang harus
aku lakukan, aku sudah tak tahan des dengan semua ini, aku merasa diri ini tak
ada gunanya,saat aku mendengar hujatan diluar sana, hati ini merasa sakit,
disaat aku mendengarkan sebuah tuntutan dari Ibu,hati ini merasa
tertekan,entalah des”.
“Ra, sudahlah jangan kau pikirkan
semuanya serahkan pada-Nya, karena semua masalah itu datang dari-Nya,biarkan
orang berkata apa tentang dirimu, jangan kau hiraukan anggap saja mereka angin
lalu untukmu, yang penting kamu tidak berbuat kesalahan pada mereka, boleh kamu
pikirkan apa keinginan ibumu tapi jangan dijadikan beban dalam hidupmu,karena
sesungguhnya, beliau sayang padamu,janganlah tergesah-gesah, santailah dulu,
hanta Allah yang maha tau kapan kau menikah”.
“iya des, aku sekarang tahu
begitu besar kasih sayang ibuku dan begitu besar juga kasih sayang Allah
padaku,sehingga aku lupa akan bersyukur”.
“sudahlah Ra, sekarang waktunya
kita bersenang-senang bukan untuk bersedih karena kamu sudah datang ke
rumahku,sebentar lg akan tiba waktu ashar, kita berjama’ah ya Ra, kamu yang
jadi Imamnya seperti biasa, hehe”
“ah.....kamu bisa aja Des,
sudahlah sekarang giliran kamu jadi Imam,kan selama ini aku terus yang jadi
Imam”.
“baiklah, kalau itu maunya kamu,
aku akan jadi Imam, oh....ya Ra, kamu besok ada acara tidak aku ingin
mengenalkan kamu sama saudarku Ra”.
“besok aku tidak ada acara sih,
tapi mungkin aku belum bisa menerima ajakanmu, kamu tau sendiri kan, aku masih
sakit dan kecewa mungkin trauma, aku masih takut untuk berkenalan dengan pria”.
“Ra, janganlah kamu seperti ini,
mungkin kemarin-kemarin pria yang datang padamu, mereka belum siap, makanya
mereka melakukan yang sama padamu, boleh kamu masih merasakan sakit hati dan
kecewa, tapi jangan berlarut-larut, mulailah untuk membukakan pintu hati mu
untuk pria lain, usaha dulu lah, siapa tau ada kecocokan dengan saudaraku”.
“Des, ya gimana besok sajalah
nanti aku hubungi kamu nanti malam jika aku siap untuk bertemu dengan
saudaramu, sebelumnya terimakasih, Des,
kamu selama ini sudah baik padaku.”
“ya sama-sama Ra,sudahlah jangan
berkata seperti itu santai sajalah, kita kan sahabat dari dulu, kita siap-siap
yu untuk shalat”.
Setelah usai shalat berjama’ah,
Zahra pamit pulang.
“Des, aku pulang dulu ya, nanti
aku kasih kabar jika aku siap besok bertemu dengan saudaramu itu”.
‘baiklah, hati-hati Ra, jangan
sungkan kamu sering main ke rumhaku”
Setelah Zahra pulang, dengan
sepanjang jalannya, dia selalu berdoa, jika memang ini yang terbaik akan dia
temukan pemuda itu.
“ Ya Rabb, jika Kau masih
memberikan aku kesempatan untuk bertemu dengan sang adam, pertemukanlah dengan
cara-Mu”
Hari berganti malam,Zahra pun
tertidur, di seperempat malam dia terbangun untuk shalat mengahadap Illahi.
Dia gelarkan sajadah yang penuh
dengan saksi khehidupannya, dia duduk di atas sajadah hanya untuk berkomunikasi
dengan-Nya.
“Ya Allah, begitu besar nikmat-Mu
yang tak pernah aku syukuri, begitu besar kasih sayang-Mu yang tak pernah aku
sadari,tak ada ujian yang datang selain dari-Mu, hanya Kaulah Maha
segala-galany,karena Hijab yang Kau perintahkan pada kaum hawa,telah
mengantarkan aku pada sajadah ini untuk selalu dekat dengan-Mu, Ya Rabb, di
malam ini aku terbangun, karena aku rindu dengan-Mu,jadikan malam ini malam
yang indah saat aku bersama-Mu,hanya sesungguhnya, Kaulah yang maha tau akan
segala-galanya demi yang terbaik, jika Kau menghendaki aku bertemu dengan
pemuda itu di hari esok, berilah petunjuk-Mu, jika ini yang terbaik buat
agamaku,kehidupanku, jika bukan, jauhkanlah dari kata pertemuan ini Ya Rabb”.
Tak henti-hentinya saat berdoa
air mata itu berlinang membasahi pipinya, di sajadah itu dia berdoa dan
mengayunkan ayat suci, ayat demi ayat dia lantunkan, begitu indahnya malam yang
dia nikmati saat ini.
Renungan malam sang gadis, “
sekarang di tahun 2011 usiaku genap 27th, beberapa minggu lagi aku akan
berkurang usia di dunia ini, dengan sisa hidupku yang kelam mengahntuiku hati
ini terasa sakit kenapa hal itu terjadi pada diriku saat itu, tahun 2000 itu
menjadi sejarah yang tak akan pernah lupa, sejarah itu membuat aku berlumpur
dosa, saat tahun 2000 itu hilang pergi meninggalkan kehidupanku, kini hadirlah
di tahun 2006 yang menjadi kenangan manis buatku, tahun ke tahun aku memilki
sebuah cerita untuk anak-anakku kelak nanti, begitu indahnya hidup ini disaat
aku merasakan manis,pahit yang sudah aku jalani, mungkin ini saatnya aku untuk
bersyukur, karena dengan Hijab ini aku mengenal Cinta,rasa sakit,kecewa,dengan
Hijab ini pula aku semakin dekat dengan-Nya melalui sajadah panjang,entah
berapa tahun lagi aku akan bertahan dimuka bumi ini, enatah usia ke berapa aku
di berikan kenikmatan untuk menjalankan sunnah rasul yaitu sebuah pernikahan,
tapi itu semua atas kehendaka-Nya, jika semua terjadi, pernikahan buatku
sakral, seumur hidup cukuplah sekali untuk menjalani sebuah pernikahan, jika
Allah memberikan kesempatan padaku untuk menjalani perintah sunnah rasul, aku
akan berjanji,aku akan hijrah untuk menjadi muslimah yang lebih baik,
mengenakan Hijab yang lebih syari’,itu janjiku pada-Mu Y Rabb”.
....Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar