Laman

Kamis, 15 Januari 2015

Cinta dan Hijab (Part 3)


Zahra gadis yang baik,sabar,dan memiliki keihlasan yang begitu besar,dia selalu bisa menenangkan hati Ibunya, karena sesungguhnya, jodoh,mati,rezeki itu sudah menjadi takdir jika sudah di kehendaki oleh-Nya.
Pada suatu hari Allah mempertemukannya lagi dengan lelaki yang dikenalkan oleh temannya itu,saat mereka bertemu, mereka memiliki kesepakatan untuk berikrar dan melamarnya, datanglah dia kerumah gadis itu dan memberanikan diri untuk berbicara pada kedua orang tua Zahra,sehingga hati Zahra yang gelisah, hati Zahra yang tak tenang,jantungnya berdebar begitu kencang.
Dengan mengucapkan kata “Bismillahirrahmanirrahiim”, setelah ucapan yang keluar dari mulut pemuda itu, maka Ayah dan Ibunya Zahra pun menjawab dengan kata “iya”, Zahra pun merasa lega.
Sudah beberapa kali seorang pria yang menghampiri rumah gadis itu, sudah beberapa kali pula tolakan dari Ibu gadis itu dikarenakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh Ibunya.
Setelah bertahun-tahun Zahra merasa dirinya tidak pantas mendapatkan lelaki yang baik untuknya,hanya kekuatan doalah yang membuat dia yakin.
Baru kali ini Ibunya sang gadis itu menerima lamaran dari sang pemuda, dikarenakan dia bekerja apa yang diharapkan oleh ibunya tercapai, dia kerja di salah satu perhutani di Bandung.
Saat lamaran itu berlangsung dan dari keduanya menerima, tapi sayangnya ada perselisihan antara waktu yang dipinta olehnya tidak sesuai. Mungkin Allah berkata lain dia buka yang terbaik buat Zahra.
Allah masih sayang padanya, sehingga Allah membukakan kesempatan untuk memilih.
Rasa kecewa yang di alami oleh sang gadis itu menjadi trauma yang dia miliki, dia takut tidak ada lagi pria yang akan dekat dengannya.
“Ya Allah apalagi cobaan yang Engkau berikan padaku, apalagi ujian yang telah Kau rancang buatku, Y Rabb, tak ada rahasia dibalik keindahan yang Kau miliki, hanya pasrah dariku pada-Mu untuk memohon perlindungan dari-Mu.”
Doa itu terucap dari mulutnya, dengan linangan air mata dia bersujud, kembali lagi sajadahlah yang menjadi saksi doa dia, dia lantunkan ayat-ayat suci dengan suara yang merdu.
Sambil berkata jika hijab ini masih pantas untukku kenakan ajari aku untuk selalu dekat dengan-Mu,ajari aku untuk menjadi orang yang bersabar,jika hijab ini masih Kau Ridhai maka aku mohon tunjukkan apa yang terbaik buatku, sambil mengayunkan ayat demi ayat.

Setelah usai dua tahun berlalu, hari demi hari tetangga,saudara semakin ricuh memperbincangkan gadis itu.

Zahra gadis yang baik...

......Bersambung......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar