Laman

Kamis, 15 Januari 2015

Cinta dan Hijab (part 6)


Gadis itu main ke rumah sahabatnya, dia mencurahkan hatinya.
“Des, entah apalagi yang harus aku lakukan, aku sudah tak tahan des dengan semua ini, aku merasa diri ini tak ada gunanya,saat aku mendengar hujatan diluar sana, hati ini merasa sakit, disaat aku mendengarkan sebuah tuntutan dari Ibu,hati ini merasa tertekan,entalah des”.
“Ra, sudahlah jangan kau pikirkan semuanya serahkan pada-Nya, karena semua masalah itu datang dari-Nya,biarkan orang berkata apa tentang dirimu, jangan kau hiraukan anggap saja mereka angin lalu untukmu, yang penting kamu tidak berbuat kesalahan pada mereka, boleh kamu pikirkan apa keinginan ibumu tapi jangan dijadikan beban dalam hidupmu,karena sesungguhnya, beliau sayang padamu,janganlah tergesah-gesah, santailah dulu, hanta Allah yang maha tau kapan kau menikah”.
“iya des, aku sekarang tahu begitu besar kasih sayang ibuku dan begitu besar juga kasih sayang Allah padaku,sehingga aku lupa akan bersyukur”.
“sudahlah Ra, sekarang waktunya kita bersenang-senang bukan untuk bersedih karena kamu sudah datang ke rumahku,sebentar lg akan tiba waktu ashar, kita berjama’ah ya Ra, kamu yang jadi Imamnya seperti biasa, hehe”
“ah.....kamu bisa aja Des, sudahlah sekarang giliran kamu jadi Imam,kan selama ini aku terus yang jadi Imam”.
“baiklah, kalau itu maunya kamu, aku akan jadi Imam, oh....ya Ra, kamu besok ada acara tidak aku ingin mengenalkan kamu sama saudarku Ra”.
“besok aku tidak ada acara sih, tapi mungkin aku belum bisa menerima ajakanmu, kamu tau sendiri kan, aku masih sakit dan kecewa mungkin trauma, aku masih takut untuk berkenalan dengan pria”.
“Ra, janganlah kamu seperti ini, mungkin kemarin-kemarin pria yang datang padamu, mereka belum siap, makanya mereka melakukan yang sama padamu, boleh kamu masih merasakan sakit hati dan kecewa, tapi jangan berlarut-larut, mulailah untuk membukakan pintu hati mu untuk pria lain, usaha dulu lah, siapa tau ada kecocokan dengan saudaraku”.
“Des, ya gimana besok sajalah nanti aku hubungi kamu nanti malam jika aku siap untuk bertemu dengan saudaramu, sebelumnya  terimakasih, Des, kamu selama ini sudah baik padaku.”
“ya sama-sama Ra,sudahlah jangan berkata seperti itu santai sajalah, kita kan sahabat dari dulu, kita siap-siap yu untuk shalat”.
Setelah usai shalat berjama’ah, Zahra pamit pulang.
“Des, aku pulang dulu ya, nanti aku kasih kabar jika aku siap besok bertemu dengan saudaramu itu”.

‘baiklah, hati-hati Ra, jangan sungkan kamu sering main ke rumhaku”
Setelah Zahra pulang, dengan sepanjang jalannya, dia selalu berdoa, jika memang ini yang terbaik akan dia temukan pemuda itu.
“ Ya Rabb, jika Kau masih memberikan aku kesempatan untuk bertemu dengan sang adam, pertemukanlah dengan cara-Mu”
Hari berganti malam,Zahra pun tertidur, di seperempat malam dia terbangun untuk shalat mengahadap Illahi.
Dia gelarkan sajadah yang penuh dengan saksi khehidupannya, dia duduk di atas sajadah hanya untuk berkomunikasi dengan-Nya.
“Ya Allah, begitu besar nikmat-Mu yang tak pernah aku syukuri, begitu besar kasih sayang-Mu yang tak pernah aku sadari,tak ada ujian yang datang selain dari-Mu, hanya Kaulah Maha segala-galany,karena Hijab yang Kau perintahkan pada kaum hawa,telah mengantarkan aku pada sajadah ini untuk selalu dekat dengan-Mu, Ya Rabb, di malam ini aku terbangun, karena aku rindu dengan-Mu,jadikan malam ini malam yang indah saat aku bersama-Mu,hanya sesungguhnya, Kaulah yang maha tau akan segala-galanya demi yang terbaik, jika Kau menghendaki aku bertemu dengan pemuda itu di hari esok, berilah petunjuk-Mu, jika ini yang terbaik buat agamaku,kehidupanku, jika bukan, jauhkanlah dari kata pertemuan ini Ya Rabb”.
Tak henti-hentinya saat berdoa air mata itu berlinang membasahi pipinya, di sajadah itu dia berdoa dan mengayunkan ayat suci, ayat demi ayat dia lantunkan, begitu indahnya malam yang dia nikmati saat ini.

Renungan malam sang gadis, “ sekarang di tahun 2011 usiaku genap 27th, beberapa minggu lagi aku akan berkurang usia di dunia ini, dengan sisa hidupku yang kelam mengahntuiku hati ini terasa sakit kenapa hal itu terjadi pada diriku saat itu, tahun 2000 itu menjadi sejarah yang tak akan pernah lupa, sejarah itu membuat aku berlumpur dosa, saat tahun 2000 itu hilang pergi meninggalkan kehidupanku, kini hadirlah di tahun 2006 yang menjadi kenangan manis buatku, tahun ke tahun aku memilki sebuah cerita untuk anak-anakku kelak nanti, begitu indahnya hidup ini disaat aku merasakan manis,pahit yang sudah aku jalani, mungkin ini saatnya aku untuk bersyukur, karena dengan Hijab ini aku mengenal Cinta,rasa sakit,kecewa,dengan Hijab ini pula aku semakin dekat dengan-Nya melalui sajadah panjang,entah berapa tahun lagi aku akan bertahan dimuka bumi ini, enatah usia ke berapa aku di berikan kenikmatan untuk menjalankan sunnah rasul yaitu sebuah pernikahan, tapi itu semua atas kehendaka-Nya, jika semua terjadi, pernikahan buatku sakral, seumur hidup cukuplah sekali untuk menjalani sebuah pernikahan, jika Allah memberikan kesempatan padaku untuk menjalani perintah sunnah rasul, aku akan berjanji,aku akan hijrah untuk menjadi muslimah yang lebih baik, mengenakan Hijab yang lebih syari’,itu janjiku pada-Mu Y Rabb”.

....Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar